Menjejalkan Kenangan

Tanah Ibu Pertiwiku
satu tahun lalu,

Remah dan kisah yang menjejaki lintang waktu
telah dan sudah
bertemu dalam haru serta salam 
yang diucapkan melalui beribu-ribu bahasa
termasuk diam

Aku menjalani apa yang menurut kebenaran
adalah benar;
tidak mengakui Tuan
atas Indonesia

Menjejalkan kenangan,
sebab

esok mungkin kita akan lupa
Ketegangan menjuntai di antara berdua
akan apa-apa saja
yang membikin masing-masing dari kita
berbeda.


Yogyakarta,
penghujung Sabtu, akhir pekan, menjelang tahun baru.

Isu nasionalisme, romantika, politik, ideologi, dan luar negeri. Kembali saya menulis puisi. Terimakasih, Alca. Neuron dalam otak saya hanya bisa diterjemahkan sinyalnya melalui cara Menjenjalkan Kenangan--pada akhirnya. Mari berdansa!

Comments

Popular Posts