Menemukan Lagi Bimasakti

  Pernah lihat bimasakti, eh?
  Belum?
  Sama.
  Aku juga belum pernah melihat langit yang begitu bersih hingga milkyway dan ribuan butir cahaya bintang lainnya tampak. Rasanya polusi cahaya makin tak memberi kita kesempatan. Padahal pemandangan indah itu selalu hadir setiap malam.
  

...


..


...

  Kalau begitu, matikan saja lampu dirumahmu dan tataplah keatas sana!
 Tak semudah itu, Sayang. Semburat cahaya kota di selatan sana masih mengotori langit malam.

...

  Pergilah jauh ke selatan.. Hampiri laut!
  Kau tak pernah dengar legenda disana, eh?

...

  Pergilah ke pegunungan. Bintang menantimu!
  Bahkan daerah pegunungan pun tak punya lagi langit sebersih dulu.

...

  Suap saja mereka untuk memadamkan seluruh listrik di negeri ini.
  Saranmu tak membantu sama sekali, Sayang.

...

  Memangnya aku bisa apa?
  Memangnya engkau mampu berbuat apa?


...


...


...


  Sungguh terkadang aku mengutuk habis-habisan apa yang telah Edison perbuat. Lihat, sekarang aku, tidak--kami jadi tak bisa menikmati indahnya gemerlap jagad raya yang terhampar di langit sana.
  Malam cukup indah bukan?
  ..tanpa bola lampu yang Edison coba temukan hingga 1000 kali percobaan?
  Meski ge(mer)lapnya malam terkadang memang menikam pandangan..
  Hitam pekat.
  Apalagi ketika kejahatan turun menerkam dalam malam.

...

  Jadi?
  Jadi yang seperti apa yang engkau tunggu, Sayang?
  Kau tahu apa yang ingin Tuhan sampaikan dari fenomena 'hilangnya' milky way karena polusi cahaya? Tuhan pasti punya maksud, apa kau sadar apa maksudnya?
  Bahwa tak sepatutnya engkau menerangi apa yang telah cerah sebelumnya.
  Bahwa tak semestinya kau bercahaya dalam terang benderang.
  Useless.
  Yang tercipta hanya kesia-siaan belaka.
  Apa yang kau dapatkan dari menerangi sesuatu yang cerah?
  Apa yang kau dapatkan dari bercahaya dalam benderang?
  Apa, Sayang?

...

  Ngh, tak ada. Aku tak dapat apa-apa.
  Tentu saja dapat!
  Pakai pikiranmu!
  Ketika kamu menerangi sesuatu yang telah cerah, maka engkau hanya terbuang dalam sisi bayang-bayang. Tersudut mati.
  Ketika kamu bercahaya dalam benderang, maka engkau hanya bagaikan sebutir air dalam deras hujan. Tak diperhatikan. Tak diistimewakan. Terlupa karena sama.
  Kalau mau diingat masa, cobalah beda!

...

  Maka aku tahu..
  Aku hanya kau lupa jika bertindak sama.
  Maaf.
  Aku mesti berhenti mengharapkanmu. Aku harus tak lagi bersamamu.

..karena aku harus berbeda dari mereka.

  Cahaya bimasakti-ku tak lagi sejelas dulu, kala polusi cahaya belum merebak di angkasamu.

...

  Dah.
  Aku harus pergi.
  Aku mau menelusuri setiap sudut di bumi.
  Aku harus menemukan bimasakti.
  Sendiri.

  Ya.






Comments

Popular Posts