ANJING! [X]

1.
Please, sleep my darling, sleep
Please, sleep my darling, sleep

  Aku cinta kamu. Entah bagaimanapun caranya aku, pernah, mulai untuk mencintai manusia bernama dirimu itu. Ujung kaki hingga batas helai rambutmu mampu tumbuh. Kulit putihmu ataupun hati polosmu. Segala sudut terang maupun gelapmu.

  Cinta itu bukannya meluntur, darling. Melainkan tak lagi tulus. Tak lagi halus. Penuh syarat dan isyarat. Bergelimang hantu bernama nafsu. Menjelajah hingga ke pangkal paha, lalu menelisik ke dalam bisik, menusuk-nusuk hingga merasuk rusuk. Memandang kias semesta, bukan lagi sebagai anugerah, tapi alat dan bahan. Seakan-akan hidupmu adalah bagaimana caranya membuat kue bolu: yang penting nikmat.

  Jika terus begini, darling, lebih baik akhiri saja. Malam terlanjut melarut. Senin berganti Selasa. Dingin menjajah hawa. Christian menguasai Anastasia. Angin berhembus mesra. Kau terkantuk-kantuk sampai membujuk mata, hati, lalu kaki supaya berlari ke surga berhawa mesra. Inikah surga cinta yang banyak orang pertanyakan?

  Tidur, darling.
  Kau mabuk. Berapa botol vodka yang kau teguk dua jam ini?

  "Tiga.."
  "Tiga gelas plastik bertuliskan Tong Djie"
  "Isinya pun Tong Djie"

  Kamu mabuk, darling. []
  

[][][]

2.
So love me like you do, love me like you do..
Touch me like you do, touch me like you do
What are you waiting for?

  Radionya sudah tua sih, tapi suaranya masih menggema--meskipun treble semua! Anarchy in UK miliknya Sex Pistols meraung-raung bagai tak punya nada. Sudah di lagu aslinya, nyanyian John Lydon gak bisa dinikmatin kuping komersil gitu, eh, ini diputer di radio tua tahun 72! Bikin teringat alunan Surah Yasin, sebab sama-sama mengingatkanku pada kematian. Bukan Sex Pistolsnya--aku suka Sex Pistols, aku suka sex, aku suka pistol--tapi radionya, cuy! Bukan John Lydonnya--aku demen sama John Lydon, juga John Lennon, juga John F. Kennedy--tapi radionya! ANJING!

  Lalu tiba-tiba tubuhku berdebam ke tanah. Dilempar sama kepala suku punkers seantero Pondok Gede. Namanya Aep. Nggak tahu panjangnya. Suaep kali, peduli setanlah! Aep lalu bicara:

  "Eh, ANJING! Lu pikir pake otak ya! Main-main sama badan orang! ANJING tahu gak lu! Anjing aja mainin badan anjing, NJING!" 

  Aep menyalak-nyalak. Bikin bingung sebenarnya siapa yang anjing, aku atau dia?
  "Halah kebanyakan bacot lu, Aep! Lu sendiri juga suka main badan, NJING!" ujarku, sambil membalas ucapan ANJINGnya (iya harus pake huruf KAPITAL, masalah?)

I wanna be anarchy
And I wanna be anarchy
Know what I mean

  Itu bait terakhir. Lagunya hampir usai. Setidaknya meski Aep masih memaki-maki di depan wajah ini, lagu dari radio busuk itu sudah mau selesai.

  "Gua mah tahu diri ye, NJING! Gua emang main badan, tapi badan sendiri! Lah elu main badan orang! Elu itu ANJING!" kata Aep.

  Lalu kataku? Begini kataku: "Lah elu sendiri orang"

GET PISSED! DESTROY!

  Mantap. Usai sudah lagu itu mengalun. Sebuah kabar baik.
  Oh, kabar baik lainnya, paling tidak Lydon tahu yang dimau: jadi anarki!
  Memangnya Aep?
  Rambut doang gaya straight edge, mengaku bersih dari tato, bermotto Do It Yourself sebab mengaku punkers, tapi vegetarian, ogah makan sapi, dan percaya karma seolah agamanya Buddha. Padahal punk tidak terikat organisasi politik, swasta, maupun religius sekalipun! Makan tuh straight edge!

  "Eh, Fafa!" Aep lalu memanggil anggota lainnya. "Puter lagi itu lagu, gue lagi kangen sama Lennon"
  Kemudian lagu dari Sex Pistols itu mengalun kembali!

  "Lydon, NJING! Bukan Lennon! Lu jadi punkers kudu mengerti mana yang Rancid, mana yang Beatles!" umpatku tak tahan lagi. Dia sebut John Lydon menjadi John Lennon?!

  "Sex Pistols, NJING! Bukan Rancid! Lu kudu tau mana yang punk mana yang ska-punk!" Aep menang banyak. Kesalahanku fatal, salah sebut Sex Pistols jadi Rancid!?
  "Lagian bukan itu intinya, NJING! Lu doyan mainin badan orang! Lu gak gentle, NJING! Orang kayak lu pantesan gua pukulin sampe mati! Mau lu, gue pukulin sampe mati!?"

  Aku menelan ludahku sendiri. Menelan takut setengah mati. Tapi persetan dengan Aep. Yang kutakutkan mati, proses menuju kematiannya--sakit--tentu tidak.

  "Gua kagak takut lu pukulin sampe sakit" ujarku.

  "Gua ngomongnya bakal mukulin elu sampe mati, Bolot!" Aep tampak kesal.

  "Asal lu tahu ya, hari ini 10 Muharram. Kebetulan banget. Lu boleh siksa gue sampe sesakit-sakitnya. Sekalian ritual" jawabku.

  Aep terlihat naik pitam. Namun kelihatannya bukan karena ucapanku.
  "Itu badan yang elu suka mainin adalah gerbang teleportasi alam semesta--selain lubang hitam! Kalau elu cumbui sekarang, elu gigit-gigit bibirnya sekarang, besok-besok elu mau plesir ke Andromeda kudu bercampur sama supermassive black hole. Dimasukin ke lubang jarum. MAU LU, HEH ANJING!?"

I am an anarchist
Don't know what I want but I know how to get it

  Lagi-lagi bait pertama Anarchy in UK itu.
  Namun Aep telah menginjeksikan virus punkers-nya kejiwaku.
  Aku tahu apa yang kuinginkan. Dan aku tahu bagaimana cara mendapatkannya.
  Aku penjelajah semesta. Agar pergi jauh melebihi cahaya belum menjamah, aku mesti berhenti bercinta dengan gerbang teleportasi alam semesta. Fuck with supermassive black hole wouldn't be so fun, right?
  Aku tahu apa yang kuinginkan. Dan aku tahu bagaimana cara mendapatkannya: Do It Myself.
  Aku anarki. []



Comments

Popular Posts