Damba adalah Karya Seni itu Sendiri

tari serimpi. 
20.13 WIBDi suatu tempat di bilangan Yogyakarta...
   Tato dan lengan kuning langsat. Wanita muda dengan rambut lurus sebahu itu berjalan memunggungiku setelah beranjak dari meja dimana teman-temannya berada. Mataku terkunci padanya yang mengingatkanku pada seseorang. Hingga tiba-tiba sepasang tangan mungil menarik ujung celanaku..
  "Eh, adek! Sini! Jangan nakal, hei!" seru wanita berpenampilan sama sambil menarik pemilik tangan mungil barusan. Salah satu dari mereka di meja wanita bertato dan berlengan kuning langsat tadi rupanya. Berpenampilan sama persis seperti wanita yang mengunci mataku selama beberapa saat.
  Perempuan-perempuan muda jelita yang sebagian pensiunan gadis hipster dan kini menjadi ibu baru. Sebagiannya lagi? Entahlah, tengah dalam proses menuju kesana, barangkali. Aku tak tahu pasti dan tak mau berspekulasi. Yang mampu kuhakimi hanya sebatas fakta bahwa mereka semua berasal dari lingkungan pergaulan yang sama: seni.
  Terbukti dari rona wajah, gaya berpakaian, dan sikap mereka yang enak dipandang. Wanita dari kalangan seni adalah karya seni itu sendiri. Sebuah kenyataan yang berbanding terbalik dari para lelaki yang sungguh urakan.
  Terserah kalian mau menuding aku penentang kesamaan gender atau apapun karena, sungguh, yang bikin aku ingin punya bakat seniman adalah penilaian kliseku sendiri tentang hal tersebut. Memiliki romantika dalam lingkup sesama seniman adalah masterpiece yang aku diam-diam impikan. Hidup berbaur dalam kalangan seniman, bagiku, adalah suatu dambaan.
  Lihat wanita-wanita muda berona jelita di meja itu. Mereka bahagia, bertukar canda. Mereka bebas dan berwarna. Mereka cantik dan mereka tahu bagaimana cara mempercantik serta memiliki diri mereka. Mereka sempurna. Terlepas dari masing-masing luka dan beban yang mereka simpan dibalik senyuman dan tato di lengan mereka.

  Cukup sampai disini saja aku menghakimi kehidupan mereka. Dambaan yang terlalu dalam hanya akan menyakitkan. Aku ingin mempertahankan kekagumanku sampai batas ini saja. Aku cuma ingin cepat membangun mimpi dan memeluk wanita dambaanku, yang sebebas para wanita ini, dalam dekapanku.

  Aku cinta kamu..
  Sebagaimana kagumku yang meski transit melalui siapa saja namun selalu kepadamulah rasa itu bermuara.

Comments

Popular Posts