Apatis

  Orang-orang suci membosankan. Para pendobrak mengesalkan. Mengapa enggan kita berdua pergi jauh saja, menjauh dari keramaian dunia, dan menjalani kedamaian kita?
  Dasar bajingan semua manusia!
  Mereka memperjualkan ayat suci, mempromosikan nasihat kebajikan, kemudian bertingkah seolah-olah jadi bagian dari tentara Jibril. Manusia-manusia suci berjalan pada dogma. Kehilangan saraf spontanitas dalam urat nadinya. Takut pada corak yang berbeda warna. Mengutuk langkah-langkah yang mencari jati diri. 
  Masing-masing diri kita laksana Siti Hajar yang mencari mata air untuk rasa ingin tahu menjelma Ismail kita yang meronta kehausan. Jangan kemudian berlagak jadi Tuhan, main perintah membunuh rasa ingin tahu kami.

  Para pendobrak sama mengesalkannya dengan budak-budak ayat kitab suci. Bertingkah bagai mereka jauh beda dari yang mereka hina-hina. Padahal sama saja. Orang suci dimabukkan nilai abstrak dari kualitas bernama iman.. dan amin. Para pendobrak tenggelam dalam masturbasi intelegensi mereka yang, seakan-akan, telah mencapai kesadaran jati. Kehilangan kendali. Lupa kesadaran diskriminatif yang mereka miliki: bahwasanya ada yang dapat dan tidak dapat engkau lakukan. 
  Kekasih, tidakkah engkau ingin berkata pada para pendobrak yang berdemonstrasi di dunia maya sana: "Keparat!"
  Namun kita tahu kita tak mampu. Keparat yang dikeparati akan berbalik makin keparat hingga mereka sekarat di akhir hayat. Apa-apa saja nilai yang mereka bawa sejatinya adalah ego yang mereka Tuhankan. Lalu mereka bilang mereka tidak percaya Tuhan.
  Ego adalah ranah mistik. Buktikan secara empiris dan hasilnya adalah kalian semua.

  Aku memilih menjadi apatis, Kekasih.
  Aku tidak berdiri di tengah, melainkan di antara.
  Aku akan mencaci segala yang terlampau indah dan membenahi semua yang terlalu hancur. Aku takkan mendengarkan siapapun termasuk kamu, kecuali pada apa yang aku baca dari hatiku sendiri. Aku merdeka dari ketergantungan orang baik serta bebas dari ambisi menjadi berbeda.
  Apatis bukan berarti tidak peduli.
  Kami hanya tidak pekok.



Comments

Popular Posts