Tentang Aku, Dia, dan Sebuah Ranjang

  Malam ini ia datang lebih awal. Padahal akhir-akhir ini dia tiba ketika larut malam. Entah apa yang buatnya datang lebih cepat. Mungkin karena suasana remang-remang telah jatuh ke bumi sejak senja melepas mentari. Mungkin...
  Yah. Setidaknya aku senang ia bisa datang. Membantuku melepaskan penat. Belaiannya yang selembut bidadari selalu menenangkan diriku. Saat-saat bersamanya adalah detik-detik terindah. Rasanya enggan aku melepas dekapannya ketika pagi akhirnya tiba. Kehangatannya berbanding terbalik dengan dinginnya udara pagi.
  Apa lagi yang mesti kulukiskan dalam rangkaian kata ini?
  Rasa?
  Kepuasanku bersama dia?
  Itu nikmat surgawi, Bung. Bila saatnya tiba, kau akan menyukainya.
  Tuh..
  Dia kini menarik lenganku penuh manja. Membawa aku untuk menjatuhkan tubuh lelahku diatas ranjang. Tak kuasa aku menolak ajakannya. Ia seakan mengerling sambil berbaring. Ranjang itu lalu menahan hantaman tubuhku yang menunggu belaian mesra dirinya.
  Lalu..
  Dalam beberapa detik saja, ia telanjangi ragaku. Melepaskan rasa letih dan penat yang mencengkram seharian. Yaa, nikmat surgawi itu aku rasakan kembali. Begini rasanya surga dunia yang banyak orang bicarakan. Thanks God!

..

...

....

  Biar aku kenalkan namanya kepadamu ya. Dia yang selalu mampu mengajakku pergi menuju ranjang adalah.. KANTUK!

Comments

Post a Comment

Popular Posts